“LEMAK
DAN MINYAK”
• Lemak dan minyak
merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan
protein
·
Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat
dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/gram
• Minyak atau lemak,
khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam lemak
esensial seperti asam lenoleat, lenolenat, dan arakidonat yang dapat
mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol.
• Lemak dan
minyak adalah campuran trigliserida yang terdiri atas satu molekul
gliserol yang berkaitan dengan tiga molekul asam lemak.
• Dikonsumsi dalam 2
bentuk : murni dan tersembunyi
a. Bentuk murni (visible
fat) : lard (lemak babi), tallow (lemak sapi), mentega, minyak nabati (kelapa,
kelapa sawit, biji bunga matahari, biji wijen, zaitun, biji kapas, kedelai,
jagung, kacang tanah)
b. Bentuk tersembunyi
(invisible fat) : terkonsumsi melalui daging, telur, ikan, susu, keju, colat,
alpukat, biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran)
PERBEDAAN LEMAK DAN MINYAK
Berdasarkan sumbernya, asam lemak dibagi menjadi :
1. Lemak hewani, yaitu
lemak yang berasal dari hewan dan biasanya termasuk dalam lemak jenuh. Mis :
daging, susu, keju, lemak hewan dan minyak ikan.
2. lemak nabati, yaitu
lemak yang berasal dari tumbuhan dan biasanya termasuk dalam lemak tidak jenuh.
Mis “ kacang-kacangan, kelapa, minyak jagung, biji kapas, wijen, minyak zaitun,
kelapa sawit
3. Lemak hewani mengandung
banyak sterol yang disebut kolesterol sedangkan lemak nabati mengandung
fitosterol dan lebih banyak mengandung asam lemak
tak jenuh sehingga umumnya berbentuk cair
4. Lemak hewani ada yang
berbentuk padat (lemak) yang biasanya berasal dari lemak hewan darat seperti
lemak susu dan lemak sapi. Lemak hewan laut seperti ikan paus, minyak
ikan herring yang berbentuk cair dan disebut minyak.
SUMBER-SUMBER LEMAK
1. Daging dan ikan
• menyediakan sejumlah 27%
dari asupan lemak
• contoh: Ikan herring dan
sarden
2. Mentega dan margarine
• mentega : 15 %
• margarin : 11 %
3. Susu, krim dan keju
• susu dan krim -> 3-4
%
• keju -> 5 %
4. Makanan yang dipanggang
• kue, cake, pastry ->
8%
5.Minyak dan lemak untuk memasak
• lemak babi, shortening,
minyak -> 10%
Bahan
Pangan
|
% Lemak
|
Minyak
Goreng
|
100
|
Lemak babi
|
99
|
Margarin-mentega
|
81-82
|
Kacang
tanah, sangrai
|
49
|
Krim
|
48
|
Keju
|
34
|
Susu
coklat
|
30
|
Daging
sapi
|
24
|
Ikan
Herring
|
14
|
Telur
|
11
|
Daging
ayam
|
4.3
|
Ikan Cod
|
0,7
|
Klasifikasi lemak menurut fungsi
1. Lemak simpanan
ü Terdiri dari trigliserida
ü Merupakan seimpanan energi paling utama di dalam tubuh
2. Lemak struktural
ü Terdiri dari fosfolipid dan kolesterol
ü Merupakan ikatan struktural paling penting dalam tubuh, setelah protein
Berdasarkan jenis ikatannya, lemak dibagi menjadi dua yaitu asam lemak
jenuh dan tidak jenuh
a. Asam Lemak Jenuh
• Rantai hidrogennya
dipenuhi dengan hidrogen
b. Asam Lemak Tak Jenuh
• Rantai hidrogennya tidak
dipenuhi oleh hidrogen dan mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap.
• Kadar asam lemak
jenuh pada lemak hewani lebih besar dibanding pada lemak hewan
Berdasarkan fungsi
¢ Fosfolipid
Digunakan untuk emulsi, contoh kuning telur, lemak susu, dan biji kedelai.
Fosfolipid menghasilkan bau tidak enak, contoh pada daging dan ayam
¢ Glikolipid
Digunakan untuk pengembangan gluten pada adonan roti.
¢ Lemak netral
Terdapat pada lemak pangan
¢ Pigmen
Contoh karotenoid, klorofil, tokoferol
SIFAT FISIK LEMAK DAN MINYAK
1. Kelarutan
• tidak larut dalam air
• mempunyai kelarutan yang
kecil dalam alkohol, tetapi akan larut sempurna dalam etil eter dan karbon
disulfida.
2. Pengaruh Panas
Bila lemak dipanaskan terjadi perubahan nyata pada tiga titik suhu:
a. Titik cair
• Lemak mencair bila
dipanaskan
• Rentang suhu cair lemak
-> 30-40 o C
b. Titik asap
• Dipanaskan sampai suhu
tertertu, akan mengalami dekomposisi
• Menghasilkan kabut
berwarna biru, atau asap dengan bau yang menusuk
• Titik asap lemak dan
minyak -> 200 o C
• Titik asap pada minyak
jagung -> 232 0 C
• Minyak nabati lebih
tinggi dari minyak hewani
c. Titik nyala
• Jika dipanaskan dalam
suhu yang cukup tinggi, minyak akan menyala
• Mulai suhu ->
360 o C
3. Plastisitas
• Akan berubah bentuk jika
ditekan, dan akan kembali ke bentuk semula
• Pada suhu tertentu :
lunak dan dapat dioleskan
• Terjadi karena perbedaan
rentang suhu cair dari masing-masing trigliserida yang ada pada lemak
• Suhu di mana lemak
bersifat plastis, disebut plastic ‘range’
4. Ketengikan
• Ketengikan merupakan
gejala rusaknya lemak dan minyak
• Ada dua reaksi yang
berperan dalam proses ketengikan lemak dan minyak:
a. Oksidasi
• Pada peristiwa oksidasi,
terjadi pengikatan oksigen pada ikatan trigliserida. Reaksi ini dipercepat
dengan panas, cahaya, logam-logam
b. Hidrolisis
Enzim
lipase menghidrolisis lemak, memecahkan menjadi gliserol dan asam lemak :
• Lemak + Air ------->
Gliserol + Asam Lemak
• Lipase terkandung secara
alami pada lemak
• Lipase dapat dihasilkan
oleh bakteri pada makanan berminyak
• Asam lemak bebas yang
terbentuk menghasilkan off-flavor (As. Butirat pd mentega)
• Lemak tumbuhan mempunyai
ketahanan lebih tinggi dibandingkan lemak hewan terhadap proses ketengikan.
• Untuk mencegah
ketengikan, maka biasanya suatu minyak atau lemak ditambah dengan antioksidan
Ada dua jenis anti oksidan ;
1. Antioksidan primer : zat
yang dapat menghentikan reaksi berantai pembentukan radikal yang melepaskan
hidrogen yang dapat berasal dari alam atau buatan.
Contoh :
Alam (tokoferol, lesitin, vitamin C, dan gosipol)
Buatan (BHA=butylated hydroxyanisole dan BHT=butylated hydroxytoluene)
2. Antioksidan sekunder : zat yang dapat mencegah kerjanya prooksidan (zat
pendorong oksidasi) misalnya logam. Antioksidan sekunder umumnya asam organik
yang dapat mengikat logam (sequestran)
Contoh : EDTA (etilen diamin tetraasetat), asam sitrat
Sifat sensoris
a. Warna
q Warna minyak dipengaruhi oleh pigmen yang terlarut dalam minyak.
Warna
oranye atau kuning disebabkan adanya pigmen karoten yang larut dalam minyak
atau lemak.
q Pigmen coklat biasanya terdapat pada minyak atau lemak yang berasal dari
bahan yang telah busuk atau adanya pelepasan molekul karbohidrat dan protein
karena aktivitas enzim seperti peroksidase, polipeptidase, dan oksidase.
B. Bau dan aroma
q Selain terdapat alami, juga karena asam-asam yang berantai sangat pendek
sebagai hasil penguraian atau kerusakan yang terjadi pada minyak atau lemak.
q Sebagai contoh bau harum pada minyak sawit disebabkan oleh beta ionone
sedangkan bau khas dari minyak kelapa ditimbulkan oleh nonyl methylketon
Produk lemak / minyak dan aplikasinya dalam pengolahan pangan
Lemak dan minyak memiliki sifat fungsional yg berguna dalam pengolahan
pangan, diantaranya mempengaruhi warna, flavor, tekstur, kelembutan,
emulsifikasi, dan medium pindah panas dalam proses pemasakan
1. Minyak Goreng
q Adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan / hewan yang dimurnikan dan
berbentuk cair dalam suhu kamar.
q Fungsi: sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih, dan penambah
nilai kalori bahan pangan. produk mempunyai warna dan flavor yang khas
q Mutu ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu pemanasan minyak sampai
terbentu akrolein yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan rasa gata pada
tenggorokan.
q Makin tinggi titik asap, makin baik mutu minyak goreng tersebut.
q Titik asap suatu minyak goreng tergantung dari kadar gliserol bebas
2. Mentega / Butter
v Berasal dari lemak susu (krim)
v Lemak dari susu dapat dipisahkan dari komponen lain dengan baik melalui
proses pengocokan atau churning yaitu proses pemecahan emulsi
minyak dalam air.
v Mentega merupakan emulsi air dalam minyak dengan kira-kira 18% air
terdispersi di dalam 80% lemak dengan sejumlah kecil protein yang
bertindak sebagai zat pengemulsi (emulsifier)
v Fungsi : dapat memberikan tekstur plastis dimana tidak menjadi terlalu
keras untuk dioleskan bila disimpan pada suhu dingin, serta tidak menjadi
terlalu lunak pada suhu ruangan yang hangat.
3. Margarine
Ø Margarin merupakan pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi, rasa,
dan nilai gizi hampir sama.
Ø Margarin juga merupakan emulsi air dalam minyak, dengan persyaratan
mengandung tidak kurang 80% lemak.
Ø Lemak yang digunakan dapat berasal dari lemak hewani atau nabati
Ø Lemak hewani yang digunakan biasanya lemak babi atau lemak sapi, sedangkan
lemak nabati yang digunakan adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak
kedelai, dan minyak biji kapas.
Ø Lemak yang dapat digunakan dimurnikan terlebih dahulu, kemudian
dihidrogenasi sampai mendapat konsistensi yang diinginkan. Lemak diaduk,
diemulsikan dengan susu skim yang telah dipasteurisasi, dan diinokulasi dengan
bakteri yang sama seperti pada pembuatan mentega. Sesudah diinokulasi,
dibiarkan 12-24 jam sehingga terbentuk emulsi sempurna. Bahan lain yang
ditambahkan adalah garam, Na-benzoat, dan vitamin A.
4.Shortening atau mentega putih
ü Shortening adalah lemak padat yang mempunyai sifat plastis dan kestabilan
tertentu, umumnya berwarna putih sehingga sering disebut mentega putih
ü Bahan ini diperoleh dari hasil pencampuran dua atau lebih lemak dengan cara
hidrogenasi.
ü Mentega putih ini banyak digunakan dalam pembuatan cake dan
kue yang dipanggang
ü Fungsinya adalah untuk memperbaiki cita rasa, struktur, tekstur, keempukan,
dan memperbesar volume roti/kue
ü Efek shortening : menyebabkan efek cryspy, kering, rapuh, dan
mengeripik -> pastry, crumbly
Emulsi
• Emulsi adalah dispersi
koloid suatu cairan dalam cairan lain, biasanya cairan tersebut adalah minyak
dan air
• Contoh emulsi:
- Emulsi
alami : susu, cream, santan
- Emulsi buatan :
mayonnaise, french dressing, butter, margarin, keju, cake batter, cream soup,
gravy
Ada tiga komponen utama pada sistem emulsi, yaitu minyak, air dan emulsifier.
Minyak dan air tidak saling berbaur, tetapi cenderung saling ingin terpisah.
Emulsifier berfungsi sebagai penstabil emulsi, yang dapat menjaga supaya
butiran minyak (atau air) tetap tersuspensi dalam air (atau minyak).
Contoh emulsifier:
• Emulsifier alami:
• Protein (susu, telur, daging, kedelai)
• Gum
• Fosfolipid pada kuning telur dan kedelai (lecithin, cephalins)
• Emulsifier
buatan: gliserol, campuran monogliserida dan digliserida, ester asam lemak dari sukrosa,
SPANS, TWEENS
q Daya kerja emulsifier disebabkan oleh bentuk molekulnya yang mampu
terikat baik pada minyak maupun air. Bagian emulsifier yang nonpolar larut dalam lapisan
lemak, sedangkan bagian emulsifier yang polar larut dalam lapisan air
q Bila emulsifier lebih terikat pada air, maka dapat
membantu membentuk emulsi O/W, seperti pada susu. Bila emulsifier
lebih terikat pada minyak, maka dapat membantu membentuk emulsi W/O,
seperti pada mentega dan margarin
Sebab-sebab kerusakan lemak
Kerusakan lemak terutama disebabkan oleh timbulnya bau dan rasa tengik yang
disebut proses ketengikan
• Penyerapan bau
Lemak
bersifat mudah menyerap bau. Apabila bahan pembungkus dapat menyerap lemak,
maka lemak yang terserap ini akan teroksidasi oleh udara sehingga rusak dan
berbau. Bau dari bagian lemak yang rusak ini akan diserap oleh lemak yang ada
dalam bungkusan yang menyebabkan seluruh lemak menjadi rusak.
• Ketengikan hidrolisis (hydrolytic
rancidity)
Ketengikan minyak dapat disebabkan oleh reaksi hidrolisis.
Dengan adanya air, lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak (yang disebut
asam lemak bebas)
Reaksi ini dipercepat oleh:
• Panas
Reaksi hidrolisis ini terjadi pada proses deep frying yang
dilakukan pada suhu tinggi
• Enzim lipase
Enzim lipase aktif pada suhu hangat. Contoh:
• Apabila butter disimpan pada suhu hangat, maka asam butirat menjadi
bebas, sehingga menyebabkan bau tengik
• Apabila whipping cream disimpan lama, maka asam butirat menjadi bebas,
sehingga menyebabkan bau pahit
• Pencegahan ketengikan
Proses
ketengikan sangat dipengaruhi oleh adanya prooksidan dan antioksidan.
Prooksidan akan mempercepat terjadinya oksidasi, sedangkan antioksidan akan
menghambatnya.
Penyimpanan lemak yang baik adalah dalam tempat tertutup yang gelap dan dingin.
Wadah lebih baik terbuat dari aluminium atau stainless steel, lemak
harus dihindarkan dari logam besi atau tembaga. Adanya antioksidan dalam lemak
akan mengurangi kecepatan proses oksidasi.