Pengetahuan Bahan Agroindustri
Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan
baku industri lain antara lain :
— Bahan baku agroindustri bersifat musiman,
— Bulky/voluminous/menghabiskan banyak tempat,
— Sangat dipengaruhi oleh keadaan perpolitikan dan pemerintahan,
— Harga murah (Nilai tukar)
— Salah satu hal yang menyebabkan bahan hasil pertanian mudah rusak adalah
karena adanya proses fisiologis lanjutan.
— Setelah dipanen, bahan pertanian dapat dikatakan masih “hidup”, karena
masih melakukan beberapa metabolisme dalam bahan tersebut. Sebut saja proses
respirasi lanjutan dan transpirasi.
— Proses metabolisme tersebut yang kemudian dapat menyebabkan bahan hasil
pertanian mudah rusak dan tidak dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.
— Fisiologi pasca panen adalah ilmu yang mempelajari berbagai proses
metabolisme pada berbagai produk pertanian setelah panen.
— Transpirasi : menyebabkan hilangnya air dari komoditas, berpengaruh
terhadap kesegaran / kerenyahan komoditas
— Respirasi : menyebabkan berkurangnya cadangan makanan (dalam bentuk pati,
gula dll), mengurangi rasa dari komoditas (terasa hambar), memacu senescence
dan memacu pembusukan
PERUBAHAN FISIOLOGIS PASCAPANEN
— Pada umumnya tahap-tahap proses pertumbuhan atau kehidupan meliputi :
pembelahan sel, pembesaran sel, pendewasaan sel (maturation), pematangan
(ripening), kelayuan (senescence) dan pembusukan (deterioration).
— Proses pembelahan sel berlangsung segera setelah terjadinya pembuahan
kemudian diikuti dengan pembesaran atau pengembangan sel sampai mencapai
volume maksimum.
A. Pematangan
· Pematangan diartikan sebagai
perwujudan dari mulainya proses kelayuan dimana organisasi antar sel menjadi
terganggu. Gangguan ini merupakan pelopor dari kegiatan hidrolisa substrat oleh
campuran enzim-enzim yang ada di dalamnya
· Selama proses hidrolisa
terjadi pemecahan khlorofil, pati, pektin dan tannin. Dan hasil pemecahan
senyawa-senyawa tersebut akan terbentuk bahan-bahan seperti etilen, pigmen,
flavor, energi dan polipeptida.
· Pematangan dapat pula
diartikan sebagai suatu fase akhir proses penguraian substrat dan merupakan
suatu proses yang dibutuhkan oleh bahan untuk mensistesis enzim-enzim yang
spesifik yang diantaranya akan digunakan dalam proses kelayuan.
· Selama proses pematangan
terjadi perubahan-perubahan warna dari hijau menjadi kuning atau merah, rasa
dari asam menjadi manis, tekstur menjadi lebih lunak, terbentuknya
vitamin-vitamin, dan timbulnya aroma yang khas karena terbentuknya
senyawa-senyawa volatile.
· Perubahan-perubahan buah
selama pematangan dapat dilihat dalam hal warna, kekerasan (tekstur), citarasa
dan flavor, yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi kimia bahan.
· Berubahnya warna dapat
disebabkan oleh 2 faktor yaitu proses degradasi maupun proses sintesis dari
pigmen yang terdapat dalam buah.
· Pelunakan buah dapat
disebabkan oleh terjadinya pemecahan protopektin menjadi pektin, maupun karena
terjadinya hidrolisis pati atau lemak, dan mungkin juga lignin.
· Pematangan akan
menyebabkan naiknya kadar gula sederhana untuk memberikan rasa manis, penurunan
kadar asam organic dan senyawa fenolik untuk mengurangi rasa asam dan sepat
serta kenaikan produksi zat volatile untuk memberikan flavor karakteristik
buah.
· Tekanan turgor sel
selalu berubah selama proses perkembangan dan pematangan. Perubahan ini umumnya
disebabkan karena komposisi dinding sel berubah. Adanya perubahan ini
mempengaruhi kekerasan buah, bila buah matang.
B. Kelayuan (Senescence)
— Kelayuan adalah suatu tahap normal yang selalu terjadi dalam siklus
kehidupan tanaman.
— Dapat pula diartikan sebagai suatu tahap kelayuan buah –buahan yang terjadi
setelah proses pematangan, akan tetapi kelayuan (senescence) dapat pula terjadi
tanpa melalui tahap pematangan, yaitu bila terjadi suatu kerusakan pada
buah-buahan tersebut.
— “Senescence” merupakan hasil perubahan-perubahan yang terjadi dalam sel,
dinding menjadi lebih tipis, degradasi mitokondria, khlorofil menghilang,
kandungan protein menurun, kegiatan pernafasan dan fotosintesa menurun dan
sifat permeabilitas membran sel juga berubah.
— Gejala-gejala kelayuan pada tanaman ditandai dengan menguningnya daun,
perontokan daun, buah, dan bagian bunga, pematangan buah, serta pengurangan
daya tahan terhadap penyakit.
— Beberapa hormon yang berperan mempengaruhi proses senescence adalah auksin,
etilen, giberellin, asam absisat dan sitokinin.
— Auksin berperanan dalam sintesa etilen, makin tinggi auksin maka jumlah etilen yang
disintesa makin banyak. Secara langsung auksin dapat menghambat terjadinya
senescence, hilangnya auksin dapat menyebabkan terjadinya senescence.
— Hormon giberellin yang bekerja secara spesifik pada tanaman yaitu dapat
menghambat terjadinya pematangan, yang berarti dapat menghambat terjadinya
senescence.
— Pemberian asam absisat mempercepat proses penuaan pada buah-buahan yang
telah dipetik dari tanamannya, namun peranannya dalam senescence belum
diketahui secara pasti. Hormon sitokinin dapat menghambat terjadinya
senescence. Banyak tanaman yang peka terhadap hormon sitokinin, sedangkan
hormon etilen dapat mempercepat proses senescence
C. RESPIRASI
— Pada waktu masih berada ditanaman, buah-buahan melangsungkan proses
kehidupannya dengan cara melakukan pernafasan (respirasi), ternyata setelah
dipanen buah-buahan juga masih melangsungkan proses
respirasi.
— Respirasi adalah proses biologis dimana oksigen diserap untuk digunakan
pada proses pembakaran yang menghasilkan energi dan diikuti pengeluaran sisa
pembakaran dalam bentuk CO2 dan air, sebagai contoh adalah sebagai berikut :
C6H12O6 + 6 O2 à
CO2 + 6 H2O +
Energi
— Apabila persediaan oksigen berkurang maka buah-buahan cenderung untuk
melakukan fermentasi untuk memenuhi kebutuhan energinya.
— Senyawa organic yang biasa digunakan dalam proses fermentasi pada
umumnya adalah glukosa yang menghasilkan beberapa bahan lain seperti aldehida,
alcohol, dan asam.
— Bila buah melakukan fermentasi, maka energi yang diperoleh lebih
sedikit per satuan substrat dibandingkan dengan cara pernafasan
(respirasi). Oleh karena itu bila buah melakukan fermentasi untuk memenuhi
kebutuhan energinya, diperlukan substrat (glukosa) lebih banyak sehingga dalam
waktu yang singkat persediaan sustrat akan habis dan akhirnya buah tersebut
akan mati atau busuk.
Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi dapat disebabkan atas dua :
1. Faktor internal (dari dalam bahan) seperti tingkat
perkembangan organ; komposisi kimia jaringan; ukuran produk; adanya pelapisan
alami pada permukaan kulitnya dan jenis jaringan
2. Faktor eksternal (dari luar lingkungan di
sekeliling bahan) seperti suhu; penggunaan etilen; ketersediaan oksigen; karbon
dioksida; terdapatnya senyawa pengatur pertumbuhan; dan adanya luka pada buah.
D. KECEPATAN RESPIRASI
— Kecepatan respirasi sangat berpengaruh terhadap kecepatan perubahan
beberapa aktivitas dan senyawa kimia yang ada pada jaringan sayur dan buah,
maka hal tersebut juga berpengaruh terhadap daya simpan buah dan sayur selama
penanganan pascapanen.
— Semakin tinggi panas respirasi yang dinyatakan dalam (Btu/ton/24jam)
semakin cepat produk sayur dan buah mengalami pematangan dan pembusukan.
Kecepatan Respirasi Beberapa Jenis Sayur dan Buah
pada Berbagai Suhu Penyimpanan
Komoditi
|
Suhu
Penyim
panan (oF)
|
Kelembaban
Relatif (%)
|
Lama
Simpan (Prakiraan)
|
Panas
Respirasi (Btu/ton/24 jam)
|
Apel
|
30-32
|
85-90
|
1.500-12.380
|
|
Kacang
hijau
|
45
|
85-90
|
8-10 hari
|
6.160-52.950
|
Brocoli
|
32
|
90-95
|
7-10 hari
|
7.450-100.000
|
Kubis
|
32
|
90-95
|
3-4 bulan
|
1.200-6.120
|
Wortel
|
32
|
90-95
|
4-5 bulan
|
2.130-8.080
|
Seledri
|
31-32
|
90-95
|
2-4 bulan
|
1.620-14.150
|
Jagung
manis
|
31-32
|
85-90
|
4-8 hari
|
6.560-61.950
|
Mentimun
|
45-50
|
90-95
|
10-14 hari
|
1.690-10.460
|
Buah
anggur
|
32-50
|
85-90
|
4-8 minggu
|
950-6.840
|
Lemon
|
32,55-58
|
85-90
|
1-4 bulan
|
900-5.490
|
Lettuce
|
32
|
90-95
|
3-4 minggu
|
11.320-45.980
|
Semangka
|
36-40
|
85-90
|
2-3 minggu
|
6.160-58.000
|
Bawang
merah
|
32
|
70-75
|
6-8 minggu
|
1.100-4.180
|
Jeruk
|
32-34
|
85-90
|
8-12
minggu
|
1.030-9.200
|
Bayam
|
32
|
90-95
|
10-14 hari
|
4.860-38.000
|
Strawberi
segar
|
31-32
|
85-90
|
7-10 hari
|
3.800-46.400
|
Ubi jalar
|
55-60
|
90-95
|
4-6 bulan
|
2.440-6.300
|
Tomat
hijau
matang
|
55-70
32
|
85-90
85-90
|
2-5 minggu
7 hari
|
580-6.230
1.020-5.640
|
— Pengaruh suhu sangat tinggi terhadap kecepatan respirasi, semakin tinggi
suhu penyimpanan semakin tinggi kecepatan respirasi. Oleh sebab itu pada
penyimpanan suhu rendah akan menyebabkan kecepatan respirasi semakin rendah dan
kecepatan pematangan juga rendah. Hal tersebut akan menyebabkan lama simpan
buah pascanen akan semakin lama
— Laju respirasi sering digunakan sebagai indeks masa simpan, yaitu yang laju
respirasinya tinggi masa simpannya pendek, sebaliknya yang laju respirasinya
rendah maka lama simpannya semakin tinggi.
Panas Respirasi Sayur dan Buah pada Berbagai Suhu Penyimpanan (Btu/ton/24
jam)
Komoditi
|
Suhu Penyimpanan
|
||
0oC
(32oF)
|
4,4oC
(40oF)
|
16oC
(60oF)
|
|
Apel
|
500-900
|
1.100-1.600
|
3.000-6.800
|
Kacang
(snap)
|
4.400
|
7.700
|
20.500
|
Kubis
|
3.000
|
4.700
|
12.600
|
Wortel
|
4.300
|
8.700
|
|
Seledri
|
1.600
|
2.400
|
8.200
|
Jagung
manis
|
17.100
|
35.800
|
|
Bawang
merah
|
4.200
|
6.200
|
19.600
|
Jeruk
(orange)
|
400-1.100
|
800-1.600
|
2.800-5.200
|
Pear
|
700-1.500
|
1.100-2.200
|
3.300-13.200
|
Kentang
|
1.300
|
2.600
|
|
Bayam
|
10.100
|
39.300
|
|
Strawberi
|
2.700-3.900
|
3.600-7.300
|
15.600-20.300
|
Tomat
hijau
Matang
|
1.540
3.100
|
4.500
5.900
|
BUAH KLIMATERIK & NON KLIMATERIK
Aktivitas respirasi berbeda-beda, semakin banyak oksigen yg digunakan, maka
aktivitas respirasi semakin meningkat. Berdasarkan aktivitas respirasi tsb,
maaka sifat hasil tanaman dapat diklasifikasikan menjadi :
A. Klimakterik
B. Klimakterik didefinisikan sebagai suatu fase yang kritis dalam kehidupan
buah, dan selama terjadinya proses ini banyak sekali perubahan yang
berlangsung.
C. Disamping itu juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan “autosimulation”
dari dalam buah sehingga buah menjadi matang yang disertai dengan adanya
peningkatan proses respirasi.
D. Selain itu klimakterik dapat diartikan sebagai suatu masa peralihan proses
pertumbuhan menjadi layu.
E. Dari semua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa klimakterik adalah
suatu periode mendadak yang unik bagi buah-buahan tertentu dimana selama proses
itu terjadi serangkaian perubahan biologis yang diawali dengan proses pembuatan
etilen. Proses ini ditandai dengan mulainya proses pematangan.
F. Contoh buah klimaterik : mangga, pisang, apel, nangka,
pepaya
B. Non-klimakterik
— Non-klimakterik didefinisikan sebagai kelompok buah-buahan yang selama
proses pematangan tidak terjadi lonjakan drastis kecepatan respirasi, sehingga
karena tidak terjadi percepatan kecepatan respirasi maka memungkinkan daya
simpan produk lebih lama.
— Buah-buahan yang tidak pernah mengalami periode tersebut digolongkan ke
dalam golongan non klimakterik seperti semangka, jeruk, nanas, anggur, lemon.
Peranan Etilen Pada Proses Pematangan Buah-Buahan
— Etilen merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh pada suhu ruang berbentuk
gas, dapat dihasilkan oleh jaringan tanaman hidup pada waktu tertentu.
— Etilen dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang penting dalam
proses pertumbuhan dan pematangan hasil pertanian.
— Etilen dalam kehidupan tanaman dapat digolongkan sebagai hormon yang aktif
dalam proses pematangan. Disebut hormon karena dapat memenuhi kriteria sebagai
hormon tanaman, bersifat mobile (mudah bergerak) dalam jaringan tanaman dan
merupakan senyawa organic.
— Etilen disamping dapat memulai proses klimakterik, juga dapat mempercepat
terjadinya klimakterik
— Misalnya pada buah alpukad yang disimpan dalam udara biasa akan
matang setelah 11 hari, tetapi apabila disimpan pada udara yang mengandung
etilen 10 ppm etilen selama 24 jam, maka buah alpukad akan matang selama 6 hari
penyimpanan.
— Pada buah-buahan non klimakterik, penambahan etilen dalam konsentrasi
tinggi akan menyebabkan terjadinya klimakterik pada buah tersebut,
seperti pada jeruk.
TEKNOLOGI PENANGANAN PROSES
A. Prapendinginan
— Istilah tersebut berasal dari precooling yang dapat
diartikan sebagai pemindahan panas respirasi atau panas lapangan dari sekitar
buah-buahan dan sayur-sayuran segar selama pemasaran atau sebelum pengolahan
lanjutan. Ada beberapa metode precooling , diantaranya adalah :
1. Hidrocooling
2. Vacuum cooling
3. Pendinginan dengan es
4. Precooling dengan udara dingin
— Pemilihan metode pendinginan tersebut tergantung dari beberapa
pertimbangan, diantaranya meliputi : perishability dari product;
kebutuhan produk akan suhu rendah dan fasilitas yang dimiliki.
Hydrocooling
— Pada pendinginan hydrocooling, panas produk dipindahkan melalui media air.
— Metode ini banyak digunakan untuk sayuran untuk mempertahankan tekstur dan
kesegaran daun dan dapat digunakan sekaligus untuk membersihkan produk dimana
dapat dicampur dengan klorin sebagai disinfectant.
— Kelemahannya adalah sering terjadi mechanical injury dan
hanya bisa digunakan untuk komoditi yang tidak sensitif terhadap air.
— Hydrocooling untuk sayur biasanya dilakukan setelah dikemas.
Vacuum cooling
§ Salah satu metoda yang umum digunakan untuk pra-pendinginan sayuran
berdaun.
§ Efek pendinginan terjadi akibat penguapan cepat sejumlah air dari bahan
yang akan didinginkan pada ruang bertekanan rendah.
§ Pendinginan vakum sangat popular pada pra-pendinginan sayuran berdaun
karena dua keunggulannya yang utama, yaitu laju pendinginan cepat dan sebaran
suhu seragam pada seluruh bahan
B. Penurunan Kadar air
— Teknologi ini banyak digunakan pada produk biji-bijian (gabah, jagung, kedelai,
dan gandum).
— Selain produk tersebut dapat juga dilakukan terhadap produk ubi-ubian dan
lain-lain.
Prinsip kerja dari pengeringan bertujuan untuk mengurangi aktivitas
kecepatan enzim dalam jaringan sayur dan buah melaui penurunan ketersediaan air
(Aw) bagi aktivitas enzim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar