Senin, 25 April 2016

KERINCI

KABUPATEN KERINCI

 

Kabupaten Kerinci dikenal sebagai Kabupaten yang memiliki panorama yang terindah di Provinsi Jambi yang keindahannya menjadi terkenal dengan keberadaan Gunung Kerinci yang merupakan gunung tertinggi di Sumatera,
Air Terjun Telun Berasap dan Danau Gunung Tujuh di kaki Gunung Kerinci. Keberadaan Taman Nasional Kerinci Seblat yang merupakan paru-paru dunia, dimana hidup bermacam flora dan fauna yang berguna untuk penelitian, Danau Kerinci, Danau Lingkat dan sejumlah peninggalan bersejarah serta banyaknya objek menjadi keindahan Kerinci semakin menarik.
Letak wilayah Kabupaten Kerinci secara geografis adalah di antara 01 41’ sampai 02 26’ lintang selatan dan 101 08’ sampai 101 40’ bujur timur dengan ibu kota Sungai Penuh yang berjarak 418 km dari Kota Jambi.
Kabupaten Kerinci secara administratif dibagi dalam 17 (tujuh belas) Kecamatan dengan berbagai perkembangannya masing-masing, baik karena potensi geografis, sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun karena pembangunan prasarana pada masing-masing wilayah.
Sebagai suatu wilayah Kabupaten Kerinci terbentang di atas wilayah seluas 420.000 Ha dan merupakan kabupaten terkecil kedua diantara kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jambi (± 7,86% dari total Provinsi). Dari wilayah Kerinci keseluruhan, 52 % merupakan kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, hanya sekitar 48 % yang merupakan kawasan budidaya atau kurang dari 4% dari seluruh wilayah Provinsi Jambi. Dari luas wilayah 205.000 Ha kawasan budidaya, seluas 41.620 Ha (20,56%) adalah kawasan non pertanian dan seluas 163.380 Ha untuk lahan pertanian. Kabupaten Kerinci adalah wilayah yang subur dengan keterbatasan lahan, harus berupaya menggali potensi alternatif yang dapat digunakan untuk mepercepat proses pembangunan, terutama dengan memanfaatkan potensi alam yang mengandung keindahan dan menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
Jumlah penduduk Kabupaten Kerinci per 31 Desember 2006 sebesar 311.354 jiwa, yang terdiri dari 154.227 jiwa penduduk laki-laki dan 157.127 jiwa penduduk perempuan dengan ratio 98 Kepadatan penduduk tahun 2006 sebesar 74 jiwa per km2. Berdasarkan Kerinci Dalam Angka Tahun 2005, penduduk Kabupaten Kerinci berjumlah 308.785 jiwa. Ini berarti pertumbuhan penduduk Kabupaten Kerinci bertambah sebesar 0,83 % pertahun. Sedangkan berdasarkan perhitungan sementara per Desember 2006, jumlah penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2006 mencapai 311.354 jiwa.
Sebagian besar bekerja pada sektor pertanian dan perkebunan. Lahan-lahan pertanian dan perkebunan menghasilkan beraneka ragam produk seperti, Sayu-sayuran, Palawija Buah-buahan (Alpukat, Pisang, Manggis, Durian, Jeruk, dll). Pertanian pada sawah merupakan hamparan yang paling luas memberi keindahan alam yang mempesona disaat musim panen tiba. Selai itu produk perkebunan seperti Kayu Manis (Cassiavera), Kopi dan Teh merupakan produk dengan kwalitas ekspor. Tujuan Ekspor meliputi Negara Eropa, Amerika, Arab dan Asia Timur. Kondisi pertanian dan perkebunan ini merupakan obyek agrowisata yang menarik khas dataran tinggi Kerinci.
Sebagian dari daerah Kerinci merupakan daerah berhutan lebat yang alami. Didalamnya masih tersimpan kekayaan flora dan fauna yang menarik dan terlindung dengan baik. Beberapa diantaranya adalah binatang langka dan dan jenis tumbuhan endemic khas Kerinci, sehingga kawasan hutan Kerinci ditetapkan menjadi bagian dari Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Hutan yang alami serta flora dan fauna yang terlindungi merupakan atraksi objek Ekowisata yang mengagumkan.
Kerinci dengan rentang sejarahnya yang panjang mewarisi benda-benda sejarah seperti Batu Menhir, Nekara perunggu dari zaman Paleometalik, Keramik, Tanduk Bertulis Aksara Incum, Mesjid kuno dan Rumah Adat. Tari Asyeik, Tari Tahu, Tari Iyo-iyo, Tari Rangguk, Tari Mahligai Kaco, Tari mandi di Taman, Tari Ayu Luci, PencakSilat, Tale dan Tradisi kumun (dongeng) atau Karya sastra lainnya turut mewarnai kekayaan seni dan budaya masyarakat Kerinci.
Kerajinan khas Kerinsi turut pula memeriahkan khasanah seni dan budaya, seperti anyaman rotan, pandan, bamboo, bigau dalam bentuk perhiasan dan perlengkapan rumah tangga dengan spesifik gaya local Kerinci.Kerajinan lainnya seperti Gerabah, Bordir, Batik Kerinci(motif aksara incung) pandai besi, ukiran kayu, cendra mata kulit kayu manis dan kayu pacat (kayu endemik spesifik daerah Kerinci) dibuat dalam bentuk hiasan rumah tangga dan tongkat.
Diantara Gunung Kerinci dan Gunung Raya itulah Kerinci berkembang dan keragamanobyek wisata seperti obyek wisata alam dan objek wisata budaya.
Geografi:
    Secara administratif, kabupaten Kerinci dibagi dalam 17 (tujuh belas) kecamatan dengan berbagai perkembangannya masing-masing, baik karena potensi geografis, sumber daya alam, sumberdaya manusia, maupun karena pembangunan prasarana pada masing – masing wilayah.
Letak wilayah Kabupaten Kerinci secara geografis adalah diantara 01°41’ sampai 02°26’ lintang selatan dan 101°08’ sampai 101°40’ bujur timur dengan ibu kota Sungai Penuh yang berjarak 418 km dari Kota Jambi, dengan batas-batas sebagai berikut :
– Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Solok Selatan Provinsi Sumatera Barat
– Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Merangin.
– Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bungo dan
Kabupaten Merangin.
– Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Muko – Muko
Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera
Barat.
Topografi
Kerinci termasuk dalam wilayah yang meliputi daerah dataran tinggi dan topografi berbukit sampai dengan bergunung dengan luas wilayah pembangunan 63.833 Ha mencakup seluruh Kabupaten Kerinci. Karakter wilayah bergelombang dan berbukit-bukit membentuk eclave yang sangat luas dan sebagian ditutupi hutan lebat yang alami. Sebagian besar (81,22%) wilayah Kabupaten Kerinci terletak di ketinggian di atas 1000 m dpl. Daerah berketinggian antara 500-1000 m dpl seluas 72.246 Ha (17,20%). Sedangkan yang berada di bawah 500 m dpl hanya 6.636 Ha (1,58%) terdapat di Kecamatan Gunung Raya dan Batang Merangin.
Wilayah Kabupaten Kerinci membentang dari Gunung Tujuh sampai Gunung Raya, sebagian besar (98%) berada pada ketinggian diatas 500 m – 3.805 m dpl merupakan bagian dari Bukit Barisan. Karakter wilayah bergelombang dan berbukit-bukit membentuk enclave yang sangat luas dan sebagian ditutupi hutan lebat yang alami merupakan ciri khas wilayah kabupaten yang berbeda dengan wilayah lain umumnya. Keadaan topografi yang merupakan dataran tinggi berbukit-bukit dan dikelilingi gunung-gunung dan hutan lebat, menyebabkan kabupaten ini memiliki iklim yang sejuk dan nyaman.
Berdasarkan Peta Topografi (Bakosurtanal, 1991) dan Peta Geologi Skala 1 : 250.000, (Pus. Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1996), dan citra satelit Landsat ETM-7 Tahun 2005 terlihat Kabupaten Kerinci mempunyai keadaan topografi yang sangat bervariasi umumnya berupa perbukitan dan pegunungan. Pada bagian Barat dan Timur membujur dari utara ke selatan memperlihatkan pola kontur yang rapat dan meruncing, hal ini mencerminkan suatu daerah perbukitan dengan lereng yang terjal.
Pada bagian tengah membujur dari utara ke salatan merupakan daerah dengan kontur merenggang dengan kelerengan landai, karena itu Kabupaten Kerinci memiiki kawasan lembah raksasa yang landai di bagian tengah yang merupakan celah luas yang diapit wilayah pegunungan. Celah dan lembah yang luas ini digambarkan membentuk seperti “mangkok raksasa”
Sebagian besar (78 %) wilayah Kabupaten Kerinci terletak diketinggian di atas 1000 m dpl dengan luas 329.422 Ha, sementara daerah berketinggian antara 500-1000 m dpl seluas 82.422 Ha (20% ). Sedangkan wilayah yang berada di bawah 500 m dpl hanya 8.136 Ha (2 %), hanya terdapat di 4 Kecamatan yaitu : Gunung Raya, Kumun Debai, Keliling Danau, dan Batang Merangin. Dari ke 4 Kecamatan tersebut, Kecamatan Batang Merangin yang memiliki luas terbesar untuk ketinggian 100-500 meter dpl.
Berdasarkan dari kriteria ketinggian bahwa kecenderungan efektif pengembangan wilayah terbangun atau sebagai wilayah perkotaan/permukiman memungkinkan dapat dialokasikan pada ketinggian wilayah 100-500 dpl. Sementara selebihnya pada ketinggian > 1000 meter dpl merupakan kawasan hutan (TNKS). Dibandingkan dengan lainnya Kecamatan Gunung Kerinci, Gunung Raya dan Kayu Aro,Batang merangin, Keliling Danau memiliki ketinggian > 1000 meter dpl yang paling besar. Ditinjau dari kondisi tutupan lahannya, ke-5 Kecamatan ini sebagian besar merupakan kawasan hutan.
Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Kerinci per 31 Desember 2006 sebesar 311.354 jiwa, yang terdiri dari 154.227 jiwa penduduk laki-laki dan 157.127 jiwa penduduk perempuan dengan sex ratio 98 Kepadatan penduduk tahun 2006 sebesar 74 jiwa per km2. Berdasarkan Kerinci Dalam Angka Tahun 2005, penduduk Kabupaten Kerinci berjumlah 308.785 jiwa. Ini berarti pertumbuhan penduduk Kabupaten Kerinci bertambah sebesar 0,83 % pertahun. Sedangkan berdasarkan perhitungan sementara per Desember 2006, jumlah penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2006 mencapai 311.354 jiwa.
Sedangkan Menurut kelompok umur, penduduk Kabupaten Kerinci sebagian besar berada dalam kelompok umur 15-64 tahun (65,8 %) yang berarti sebagian besar penduduk Kabupaten Kerinci berada dalam usia produktif. Kemudian diikuti kelompok umur 0-14 tahun (29,4 %) dan kelompok umur 65 tahun ke atas (manusia usia lanjut) sebesar 4,8 %.
Sedangkan dari mata pencaharian penduduk, sebagian besar penduduk usia 15 tahun ke atas bekerja pada sektor primer (pertanian; pertambangan dan penggalian) sebanyak 76,2%, sektor sekunder (industri pengolahan; listrik,gas dan air bersih; bangunan) sebanyak 9,3%, dan sektor tersier (perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; jasa-jasa) sebanyak 14,5%.
Penduduk (masyarakat) Kerinci adalah merupakan penduduk asli, artinya masyarakat Kerinci sejak nenek moyangnya telah lama menetap di daerah ini. Keadaan sosial budaya masyarakat Kerinci dicirikan oleh adanya Suku Kerinci, yaitu meupakan turunan suku Melayu Tua yang telah menetap sejak zaman Mezoliticum, serta mempunyai bahasa dan dialek spesifik (Bahasa Kerinci) dengan tulisan Rencong Srik.
Daerah pertanian merupakan enclave yang terluas dalam Kawasan TNKS dan merupakan daerah yang subur dan relatif terisolir. Menyebabkan perkembangan kebudayaan lebih menonjolkan sifat religius (Agamis dengan mayoritas beragama Islam) serta penghormatan pada peninggalan nenek moyang. Hubungan kekerabatan lebih erat dan terikat satu sama lain yaitu terlihat adanya suatu strata masyarakat tuo-tuo tengganai (tokoh masyarakat, Ninik Mamak, kaum kerabat) Alim Ulama, Cerdik Pandai, masyarakat biasa dan golongan orang-orang tua serta golongan orang muda.
Peninggalan budaya merupakan asset budaya, seperti :
– Masjid Keramat di Pulau Tengah
– Masjid Agung di Pondok Tinggi
– Masjid Keramat di Lempur Mudik
– Masjid Kuno di Lempur Tengah
– Pernik Tembikar Rawang di Sungai Penuh
– Tulisan Rencong pada Tanduk di Sungai Penuh
– Batu bersurat di Benik, Muak dan Semurup.
– Makam Pahlawan Perang Depati Parbo di Lolo Kecil.
Di samping peninggalan kebudayaan masih terdapat kegiatan budaya, yaitu pelaksanaan adat istiadat yang secara turun temurun masih berlangsung, baik sendiri-sendiri, berkelompok atau secara resmi maupun tidak resmi.
Kegiatan adat istiadat (kebiasaan) seperti acara perkawinan, khitanan, kematian, turun ke sawah, panen, mendirikan rumah, pengangkatan tokoh masyarakat (Kenduri Sko) serta sifat gotong royong masyarakat sampai saat sekarang masih banyak terdapat di kalangan masyarakat di tiap-tiap desa dan kelurahan di Kabupaten Kerinci. Keadaan ini ditunjang oleh karena daerah Kerinci sudah sejak lama terbuka hubungan dengan daerah luar seperti dari Sumatera Barat serta tingkat pendidikan yang relatif tinggi dan mobilitas antara penduduk lebih dinamis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar